Jumat, 28 Agustus 2015

Kebiasaan  makan dan minum yang  mempercepat resiko Osteoporosis

Kebiasaan  makan dan minum yang  mempercepat resiko Osteoporosis

بسم الله الرحمن الرحيم

Kamis, 12 dzulqo'dah 1436H/  27 Agustus 2015

_____________⌚⌚_____________

                       ❌❌

  
      Osteoporosis secara umum dikenal  dengan pengeroposan tulang.

Selama ini sebagian kita mungkin hanya tahu osteoporosis disebabkan faktor kurang kalsium dan usia yang sudah lanjut.  Padahal ada beberapa kebiasaan kita sehari-hari, terutama dalam hal makanan dan minuman, yang bisa menambah faktor resiko osteoporosis.

Berikut makanan & minuman yang menyebabkan osteoporosis;
➖➖➖➖➖

GULA TINGGI

Kandungan gula dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi secara berlebihan dapat menghambat penyerapan kalsium pada tulang, bahkan dari hasil penelitian gula juga bisa menghilangkan kandungan mineral, fosfor dan zat penting lainnya yang bisa membantu penyerapan kalsium pada tulang.

☝ Sehari cukup 3-6 sendok makan.

PROTEIN TINGGI

〰 Konsumsi protein yang berlebihan menyebabkan defisiensi kalsium dan osteoporosis. Saat asam amino dibentuk dalam jumlah besar, darah menjadi asam dan membutuhkan kalsium untuk menetralisasinya. Dengan demikian, konsumsi protein yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya kalsium.

Tubuh kita sangat memerlukan kadar fosfor yang tinggi dan darah harus menjaga rasio kalsium dengan fosfor antara 1:1 dan 1:2.

Makanan yang meningkatkan jumlah fosfor akan menyebabkan tubuh mengambil kalsium dari gigi dan tulang untuk menjaga keseimbangan. sekalipun Tubuh memiliki banyak fosfor dan kalsium, tapi tubuh  tidak dapat menyerap senyawa yang membentuk kalsium fosfat,maka senyawa in dikeluarkan dan menambah semakin berkurannya kalsium sehingga tubuh rentan terhadap Osteoporosis.

☝Sehari cukup 3 porsi protein hewani, dan 3 porsi protein nabati.

GARAM dan MAKANAN YG BERSODIUM TINGGI

Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari National Osteoporosis Foundation, dr. Cosman. Dalam penelitiannya Cosman menemukan fakta bahwa makanan yang memiliki kadar sodium tinggi dapat membuang kadar kalsium yang diserap oleh tubuh melalui ginjal.

☝Konsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 1 sendok teh sehari.

☕ KOPI

Minuman yang mengandung kafein memang bisa memberikan manfaat yang sehat terhadap tubuh, namun hal tersebut terjadi jika di konsumsi dengan takaran yang tepat. Tapi jika dikonsumsi secara berlebihan minuman yang mengandung kafein bisa melarutkan asupan kalsium dari tulang sehingga dapat menyebabkan tulang menjadi lemah.

☝Jika ingin minum kopi sebaiknya tidak lebih dari 3 gelas sehari. ❗

SODA

Minuman ringan yang dikonsumsi secara berlebihan ini mengandung karbon yang menghambat penyerapan zat kalsium.

Para pakar peneliti menyebut jika mengkonsumsi minuman bersoda 7 kali dalam seminggu atau lebih sangat beresiko atas pengeroposan tulang. Bahkan dari hasil penelitian menyebut jika resiko tersebut bisa menyebabkan patah tulang.

ALKOHOL

❌ Alkohol merusak tulang dan menyebabkan pola makan yang tidak teratur sehingga timbul gangguan kecukupan zat gizi dalam makanan.

↪ Alkohol mengganggu penyerapan kalsium dan vitamin D, yang keduanya dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menghancurkan osteoblas, sel-sel pembuat tulang, sehingga dapat menurunkan kepadatan dan menghambat penyembuhan tulang.

Semoga bisa memberi manfaat dan bisa merubah kebiasaan kita sehari-hari. Dan juga tidak lupa untuk melakukan pencegahan-pencegahan lainnya, seperti konsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup dan olahraga teratur.

Catatan:

☝❌Alkohol sudah jelas haramnya. Yang tertulis di artikel ini sebagai pengetahuan tambahan saja akan salah satu mudharatnya pada kesehatan.

والله أعلم بالصواب

-----------------
Oleh:
✒dr. Sophia Um Ahmad
Telah dikoreksi dr. Agustin Aisyah, Sp. PK, M. Kes

Majmu'ah BIKUM

Rabu, 05 Agustus 2015

BOLEHKAH BAYI DIKASIH EMPENG ?

BOLEHKAH BAYI DIKASIH EMPENG ?

بسم الله الرحمن الرحيم
11 Syawal 1436 H || 27 juli 2015
____________________
Penggunaan empeng (pacifier) dan dot
══════════●◇●══════════
     Bayi memang memiliki refleks menghisap yg sangat kuat.
Beberapa janin bahkan diketahui menghisap jempol/ jarinya sebelum dilahirkan. Mengempeng atau menghisap jari, empeng & yg lain memang menimbulkan efek menenangkan bayi. Namun tidak semua bayi membutuhkan empeng, sehingga sebaiknya bayi yg menyusu ASI & sehat sebaiknya tidak memakai empeng. Khusus bagi bayi pematur dan bayi dengan gangguan perkembangan, empeng boleh diberikan.
  Pro/ boleh digunakan
1. Empeng dapat membantu bayi prematur utk melewati transisi dari pemberian minum lewat tube ke pemberian minum lewat botol. Empeng juga dapat membantu menimbulkan refleks isap yg biasanya kurang optimal pada bayi prematur.
2. Empeng untuk anak yg mengalami gangguan perkembangan seperti PDD (Pervasive Developmental
Dissorder atau kasus Autisme) kadang dibutuhkan untuk
membantu anak dalam “menyimak” sesuatu. Anak anak dengan gangguan perkembangan biasanya mengalami masalah dlam memproses rangsangan yg diterima melalui panca indera.
Memberi empeng pada mereka yg memerlukan rangsangan lebih pada mulutnya sering membantu, terutama bila mereka sedang dalam proses belajar suatu hal. Kegiatan ini dapat diganti bertahap dgan memberi rangsang lain yg berkonsentrasi di daerah mulut sperti minum dengan sedotan/ makan makanan yg
cukup keras seperti buah atau sayur seperti wortel.
  Kontra/sebaiknya tidak diberikan:
1. Bagi bayi ASI, empeng dapat membuat bayi yg mendapatkan ASI menjadi bingung puting. Anak jadi sulit menyusu dengan benar jika diberikan empeng terlalu dini.
2. Memakai empeng terlalu lama akan mengakibatkan masalah pada susunan gigi dan gusi si kecil.
3. Pemakaian empeng meningkatkan kemungkinan infeksi
telinga tengah pada anak, karena gerakan menghisap
empeng mengurangi fungsi saluran eustasius  (dalam telinga) untuk bekerja secara normal, yaitu menjaga telinga tengah terbuka &  bersih.
  Jika si kecil terpaksa menggunakan empeng :
⛅ Jangan memberikan empeng setiap mulut bayi terbuka
Coba pakai alternatif cara lain untuk menenangkan bayi yg menangis.
⛅ Coba menidurkan si kecil tanpa memakai empengnya.
Hindarkan pemakaian empeng saat refleks menghisap sudah hilang, biasanya antara usia 10 – 15 bulan
⛅ Coba beri kegiatan yg  terkonsentrasi di mulut seperti
memberi cairan seperti jus buah yang kental yg di hisap memakai sedotan atau beri makanan keras seperti wortel atau apel untuk digigit-gigit, yg dapat memberi kegiatan
pada sekitar mulut. Kegiatan ini baik untuk melatih mengunyah pada bayi/anak.
❓ Bagaimana dengan pemakaian dot atau susu botol?
 Secara berkepanjangan dapat mengakibatkan :
1. Membuat anak mengalami karies gigi. Terutama pada gigi atas bagian depan. Gigi depan bagian bawah biasanya terlindungi oleh lidah saat anak memakai dot, sehingga jarang terjadi caries. Hal ini disebabkan gigi terpapar susu berkepanjangan. Komponen gula yg ada dalam cairan, seperti susu, jus atau air gula dalam botol menghasilkan asam yg akan merusak gigi anak.
2.  Gangguan pada perkembangan gusi. Struktur gigi anak tmpak kurang baik, yaitu gigi atas depan akan maju & gusi bawah mengecil, seperti gigi tikus.
3.  Anak yg mempunyai kebiasaan minum susu di malam hari, juga punya kebiasaan ngompol berkepanjangan. Mereka sulit diajarkan toilet training sehingga mempunyai kebiasaan memakai diapers yg juga berkepanjangan.
4. Kebiasaan ngedot akan mengurangi keterampilan mengunyah. Biasanya anak yg suka dot akan mengemut makanannya berlama-lama.
    bayi yang diberi ASI sebaiknya tidak pernah dikenalkan dengan dot. Kalaupun seorang bayi mengenal dot, pemakain dot sebaiknya mulai dikurangi sejak bayi berusia 8 bulan, dengan mengenalkannya minum dgan memakai trainer cup, selanjutnya memakai sedotan. Sebaiknya pemakaian dot dhentikan sebelum bayi/anak berusia 18-24 bulan.
Bila belum dihentikan pada saat anak usia 24 bulan seringkali, akan menjadi lebih sulit untuk menghentikan. Anak menjadi sangat tergantung pada dot & masalah kesehatan lain akan muncul.
--------------------
✒dr. Emi Um Khonsa
Telah dikoreksi dr. Agustin Aisyah, Sp. PK, M. Kes
Majmu'ah BIKUM